Penduduk dunia hari ini telah mencapai 8 milyar, berdasarkan angka real time World Population Review pada 4 Juni 2023. Ledakan penduduk tidak main-main terjadi di seluruh dunia yang diakibatkan sebab meningkatnya kesejahteraan, disamping peran sosok ‘ibu’ sang legenda yang melahirkan generasi. Banyak pakar pesimis terhadap masa depan dunia dengan pertimbangan terbatasnya sumber daya alam, maraknya kemiskinan, dan dekadensi moral. Namun justru saya akan menyambutnya melalui istilah : ‘Selamat datang di era baru umat manusia!’
Era saat peran ibu sebagai sosok sakral dan sarat istilah ‘Dewi Kesuburan’, memainkan peranan vital di masa depan nanti. Betapa hari ini kita mengenal kesakralan Dewi Sri sebagai sosok yang ‘mengontrol’ bahan pangan dalam mitologi Jawa. Dalam Kultur Bali disebut Sri Sadhana atau Dewa Ayu Manik Galih ini dipandang sebagai ibu kehidupan. Yang jasadnya menumbuhkan aneka pepohonan dan tanaman sebagai makanan sehari-hari para manusia. Dewi Sri menjadi contoh figur ‘Dewi Kesuburan’ yang berkaitan dengan karakter, sifat, serta ciri-ciri fisik seorang ibu.
Ibu adalah sosok anggun yang begitu dimuliakan dalam benak masyarakat, yang memiliki tradisi luhur berkebudayaan tinggi. Sosok ibu yang dihormati bisa dilihat dalam setiap upacara adat masyarakat yang mengagungkan figur ‘Dewi Sri’ atau figur ‘Ibu Pertiwi’, tanah air yang memeluk hangat para manusia dengan penuh kasih sayang. Ibu dalam lisan masyarakat Jawa dipanggil ‘Simbok’ atau ‘Embok’ yang mengandung istilah kedekatan, ratu dalam keluarga, pengayom bagi anak-anak tercinta.
Mitologi tidak akan tercipta tanpa sosok ‘ibu’ yang melahirkan tokoh utama dalam sebuah dongeng suci asal-usul tempat, tokoh legenda, bahkan terciptanya suatu bangsa. Seperti Indonesia yang membutuhkan istilah ‘ibu pertiwi’ untuk membahasakan tanah air tempat tinggal bangsa Indonesia. Tokoh ‘Isa atau Yesus yang melegenda dalam cerita agama Islam maupun Kristen, lahir melalui sentuhan kasih sayang Sang Bunda Maryam. Sosok ibu takkan hilang sepanjang zaman, selalu agung dan suci. Maka menjadi ibunda adalah cara terbaik untuk menyongsong masa depan.
Perempuan masa kini yang tumbuh dalam asuhan teknologi informasi, akan menjadi pucuk-pucuk tunas yang bertumbuh di era baru umat manusia. Gelar dewi kesuburan yang melekat dalam figur-figur budaya masyarakat sepanjang zaman tidak akan tergerus arus globalisasi, sebab tidak ada manusia yang lahir tanpa sosok sang ibunda.
Betapa masa depan membutuhkan sosok-sosok ibunda penyayang, yang begitu dihormati, diagungkan, hingga melahirkan tokoh-tokoh dan bangsa yang kuat. Yang menjadi arus perubahan sebuah masa. Maka mitologi ‘Simbok’ selalu dibutuhkan, entah istilah apa yang akan menanti di masa mendatang, perannya takkan berubah.
Penulis
Khanif Fauzan
Sumber Gambar