Gedung Baru Museum Sonobudoyo

Gedung Baru Museum Sonobudoyo

Gedung Baru Museum Sonobudoyo merupakan gedung yang terletak di bagian barat gedung pamer tetap. Pembangunan gedung ini mulai dilaksanakan tahun 2019. Gedung berlantai empat ini dibangun sebagai ruang pamer yang baru sehingga Museum Sonobudoyo bisa menampilkan koleksi lebih banyak lagi. Pengunjung yang ingin memasuki gedung baru ini cukup membayar tiket masuk seharga Rp10.000 dan tidak membayar biaya tambahan apapun lagi. Pengunjung juga bisa memilih ingin menggunakan jasa pemandu museum atau tidak.

Lantai satu menyajikan penjelasan mengenai perjalanan dan transportasi dari waktu ke waktu. Beberapa koleksi yang bisa dilihat pengunjung yaitu miniatur sepeda laki-laki dan perempuan, miniatur bendi, becak, dokar, andong, gerobak, slanggan, serta kereta api. Selain itu, lantai satu juga menyajikan mengenai jamuan makan yang disebut perjamuan dan perhelatan. Pengunjung bisa melihat animasi Rijsttafel di atas meja makan yang sudah di tata beserta kursi dan peralatan makan lainnya. Rijsttafel atau rice table merupakan gagasan gaya jamuan makan dari Belanda yang memadukan menu hidangan nusantara. Pengunjung dapat memilih beberapa animasi seperti animasi makanan kraton, makanan hotel, dan makanan rumahan. Pengunjung juga disuguhkan dengan koleksi cangkir, cawan, peralatan menginang, peralatan minum teh, peralatan merokok, dan teko.

Ketika menapakan kaki ke lantai dua, pengunjung dapat merasakan kentalnya kesenian dan kebudayaan berupa kesenian musik, tari, topeng, dan wayang. Keseluruhan kesenian itu disebut seni pertunjukkan. Seni pertunjukan merupakan sebuah ungkapan budaya dan wahana untuk menyampaikan nilai-nilai budaya dan perwujudan norma-norma estetik artistik yang berkembang sesuai dengan zaman. Saat memasuki lantai dua, pengunjung dapat melihat beberapa koleksi alat musik tradisional seperti rebab, gender, siter. Ruang pamer lantai dua menyajikan koleksi Wayang Wong atau Wayang Wiwang, Topeng Figur Cacat, Wayang Sultan Agung, Wayang Golek Wahyu, serta Wacinwa atau Wayang Cina Jawa. Lantai dua juga memiliki koleksi topeng yang disajikan di tengah ruangan dengan bentuk piramid yang menarik dijadikan spot foto instagramable.

Tidak hanya seni pertujukkan, ternyata pengunjung juga bisa menyaksikan koleksi senjata tradisional yang disebut keris. Keris tidak hanya sebagai senjata tradisional namun memiliki nilai-nilai filosofis, kosmologi, dan ontologis. Pengunjung dapat melihat koleksi Keris Lurus, Keris Pamengkang Jagad, Keris Katawijan, Keris Lurus Kebo Lajer, Keris Sabuk Inten, dan Keris Luk 5. Bagian-bagian keris seperti deder dan ricikan keris juga dapat dinikmati secara visual. Ruang pamer lantai tiga pun memberikan informasi mengenai beberapa istilah dalam dunia keris dan kelengkapan keris.

Berbeda dengan ruangan lain, lantai empat menyajikan skema daur hidup yang dijelaskan dengan kain batik. Proses kehidupan manusia yang dimulai dari kelahiran sampai kematian dideskripsikan secara lengkap disini. Mulai dari mitoni, melahirkan, khitanan, tetesan dan tarapan, lamaran, siraman, midodareni, panggih, congkokan, dan berakhir dengan kematian disajikan berserta kain batik yang digunakan dan maknanya masing-masing dalam setiap fase kehidupan tersebut. Selain itu, pengunjung juga dapat menyaksikan koleksi batik cap milik Museum Sonobudoyo serta memahami lebih mengenai wastra busana di Jawa.

Komentar

Artikel Terkait

Lebih Banyak