The following are publications that have been carried out / related to the Sonobudoyo Museum up to the year 2022.
Endrawati Kusumo Lukitosari, S.sen
2022
ABSTRAK Pustakawan dituntut untuk senantiasa meningkatkan kompetensi dalam melaksanakan tugas dan fungsinya. Hal ini dilakukan agar pustakawan dapat berkompetensi dan berkolaburasi dengan profesi informasi yang lain, khususnya untuk memajukan dunia kepustakawanan. Kompetensi dan profesionalisme menjadi hal yang penting kususnya dalam menjaga dan meningkatkan eksistensi dilingkungan pekerjaannya. Dengan bekerja secara professional, citra pustakawan dapat diubah menjadi lebih baik karena selama ini masyarakat masih menganggap pustakawan hanya tenaga teknis sebagai penjaga buku diperpustakaan. Melalui peningkatan kompetensi dan profesionalisme, pustakawan mampu berperan aktif dalam aktifitas lembaga induknya. Umtuk mewujudkan hal tersebut , diperlukan beberapa strategi yang tepat, yaitu (1) meningkatkan kinerja secara berkesinambungan (2) membangun komunikasi internal secara efektif (3) menggagas ide ide inovatif perpustakaan (4) mengikuti sertifikasi pustakawan (5) melakukan pengembangan karier professional. Kata kunci: Putakawan, professional, perpustakaan khusus
FurthermoreAji Sasmito
2022
ABSTRAKJayengtilam bisa mengajari sebuah sesuatu yang sangat bermanfaat untuk sebagai penggambaranmasyarakat Jawa. Kehidupan tutur dalam tradisi lisan di masyarakat masih terus berkembang sampaisaat ini. Sebuah koleksi wayang dan sebuah cerita Panji dalam museum Sonobudoyo Yogjakartadiambil dari sisi tutur lisan masyarakat Jawa. Dengan bukti yang terdapat pada relief-relief candiBorobudor dan candi Penataran. Yang mewakili Jawa Klasik periode satu dan jawa klasikperiode dua. Berberapa watak, rasa, dan juga penggambaran manusia semua ada di dalammuseum dan ditempatkan pada barisan masing-masing Tak luput Jayengtilam selalumemberikan pesan moral bagi semua makhluk hidup di dunia. Dimana adanya dukungan dari sastralisan yang menjadi penguatan antar pesan dan sebuah karya sastra. Menelaah cerita Panji yangdigambarkan oleh Jayengtilam dalam tutur sastra lisan masyarakat Jawa. Tradisi ini sangatterstruktur antara kedekatan emosional masyarakat Jawa yang telah memberikan banyakpelajarana berhaga dari ajaran itu. Pada dasarnya cerita-cerita dari Panji sendiri adalahmengisahkan tentang baik-buruk manusia dan sisi positif dan negatif manusia di dunia. PadaJayengtilam yang melalui sastra lisan budaya Jawa, melihatkan tokoh dan beserta watak daripewayangan purwa. Sebut saja mulai dari para dewa, punokawan, kurawa, dan pandawa.Mereka menjadi percontohan dengan watak dan sifat yang selama ini dimiliki oleh manusia.Tokoh dewa yang mencerminkan keadilan, tokoh punokawan yang mencerminkan untukselalu bersyukur, tokoh kurawa yang mencerminkan angkara murka dan iri, tokoh pandawayang menceruta untuk tetap bersabar dan berusaha untuk mencapai apa yang diinginkan. Kata Kunci : Periodensasi, Jayengtilam, Cerminan
FurthermoreJefri Eko Cayono
2022
The history and development of the city center of Yogyakarta are closely relatedwith the presence of social, cultural and political transformation. Since its inceptionUntil now, each social, cultural and political component has experienceda change in pattern that refers to the course of leadership in each Kingwho is on the throne. Overall every reigning King is tryingdemonstrates that cities have changed and developed over timetime, and while maintaining the central axis of the city that reflects the roleKraton. This is contained in an identity of the Axis Cultural Heritage Monumentphilosophy that combines the north side (Mount Merapi) and the south side (Lautsouth of Java)
FurthermoreAyu Cornellia, Hermawan, Sinangjoyo, Prihatno
2022
Abstract: Museum awareness through social media has been developing gradually. Aprevious study related to the topic found that museum social media was not well managed.It was related to the human resources competence in social media management even now itis defeated by better solution to have consultant or outsourcing. Good museum managementwill certainly have positive impact on the number of visits. However, not all museums haveenough number of human resources and also have clear procedures for the use of relatedsocial media to increase the number of visits. The general objective of this study is todescribe the maximum use of social media in order to increase the number of museum visitsin Yogyakarta that specifically focuses on the types of social media and the strategies usedto build awareness and interest in visiting the museum. The research method is a mixedqualitative quantitative approach in Sonobudoyo and Sandi museums in Yogyakarta,Indonesia as both museums have active social media. The respondents were thirty-nineInstagram followers of Sonobudoyo and thirty-eight followers of Sandi's Instagram. Thisstudy concludes that the two museums have good implementation of Social MediaMarketing through Instagram and there is an increase in the number of visits after the socialmedia used and entertainment content are well managed as the best strategy. It is suggestedthat the result of this study can provide solutions and input for other museums in Indonesiato become the preferred tourism destination to develop social media through the rightSocial Media Marketing (SMM) strategy to attract attention and interest of visitors,especially young people as the targets set by the government. Keywords: social media, instagram, museum, marketing communication
FurthermoreAkhir Lusono
2022
Museum didefinisikan sebagai institusi nirlaba dan tempat permanen untuk melayani masyarakat dan pengembangannya diperuntukkan bagi masyarakat yang mengakuisisi, melestarikan, meneliti, mengkomunikasikan, dan memamerkan peninggalan/warisan manusia, baik tangible atau intangible, dan lingkungan untuk tujuan pendidikan, studi serta kesenangan, (Icom dalam Komarac, 2014).
FurthermoreGalih Sekar Jati Nagari
2022
Seluruh wilayah pedesaan memiliki latar belakang sejarah masing-masing. Sejarah tersebut lambat laun dapat menghilang apabila tidak terekam dengan baik. Beberapa desa mungkin telah menuangkan sejarahnya secara tertulis, namun banyak yang terekam melalui tradisi lisan. Para pelaku sejarah akan semakin berkurang, dan cerita sejarah desa apabila tidak diceritakan pada generasi selanjutnya akan hilang. Selain itu, terdapat juga desa yang wilayahnya memiliki tinggalan bendawi berupa Cagar Budaya atau Obyek Diduga Cagar Budaya.
Furthermore