Berikut publikasi yang dilakukan / berkaitan dengan museum Sonobudoyo hingga tahun 2023.
Buku seri pameran ini dibuat sebagai salah satu suplemen pendukung pameran Annual Museum Exhibition (AMEX) tahun 2022 agar pengunjung dapat mengeksplorasi lebih jauh mengenai isi pameran. Islamic Art menjadi tema besar yang diusung dalam AMEX tahun ini. Pameran ini berbicara tentang pengaruh Islam terhadap berbagai macam bentuk praktik seni di Indonesia. Islam memberikan pengaruh yang signifikan pada berbagai corak kebudayaan di Indonesia. Perpaduan antara keduanya menghasilkan berbagai ragam ekspresi visual yang unik, serta memiliki nilai estetika dan religiusitas yang tinggi.
Lebih LanjutVidya-mulya: Jejak Pengetahuan Nusantara, merupakan buku seri pameran yang diterbitkan oleh Museum Sonobudoyo ke serina kalinya. Menghadirkan perjalanan diakronis dari mozaik-mozaik aksara dan ilmu pengetahuan Nusantara, buku ini member wajah baru dalam membaca pengetahuan dari masa ke masa. Buku ini mengetengahkan bunga rampai yang membabag perjalanan aksara dari media batu hingga lahirnya produksi pengetahuan pada jaman Java Instituut. Akhirnya, kemajuan inilah yang membawa Museum Sonobudoyo sebagai rujukan studi Kebudayaan saat ini.
Lebih LanjutKaylana Timurkara
2022
Abstrak Modernisasi mengangkut dua nilai sekaligus yaitu nilai positif dan negatif. Menyesuaikan dengan bagaimana manusia mengimplementasikannya dalam kehidupan. Terjangan modernisasi membuat beberapa diantaranya menutup mata akan etika berbudaya. Berperilaku keluar dari etika berbudaya yang telah dicanangkan dari dahulu. Mengabaikan keberadaan etika dan menggusurnya dengan pemahaman budaya asing yang digandrungi generasi muda, tanpa melihat dampak yang mengikut di belakangnya. Bersembunyi di bilik tren yang digemari khalayak dan menghiraukan konsekuensi untuk dunia kedepannya. Kata Kunci : Etika, Kebudayaan, Modernisasi
Lebih LanjutJefri Eko Cahyono
2022
AbstrakKondisi dunia mengusung perubahan dalam dinamika kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Meranah pada individualitas dengan mengesampingkan kepentingan bersama. Meninggalkan warisan nenek moyang dan kisah perjalanan menempu Indonesia Merdeka. Kekayaan warisan yang ditinggalkan berada dalam perlindungan generasi tua dibandingkan generasi muda yang notabene merupakan penerus bangsa. Menyibukkan diri pada kepentingan pribadi hingga munculnya lontaran kalimat akan mirisnya generasi muda akan kecintaannya pada kebudayaan yang semakin terjun menurun. Era Digitalisasi terkurung dalam pemanfaatan dunia modern akan mencari keuntungan dan tidak mengidahkan kebudayaan. Kata Kunci: Digitalisasi, Kebudayaan, Wawasan
Lebih LanjutEndrawati Kusumo Lukitosari, S.sen
2022
ABSTRAK Pustakawan dituntut untuk senantiasa meningkatkan kompetensi dalam melaksanakan tugas dan fungsinya. Hal ini dilakukan agar pustakawan dapat berkompetensi dan berkolaburasi dengan profesi informasi yang lain, khususnya untuk memajukan dunia kepustakawanan. Kompetensi dan profesionalisme menjadi hal yang penting kususnya dalam menjaga dan meningkatkan eksistensi dilingkungan pekerjaannya. Dengan bekerja secara professional, citra pustakawan dapat diubah menjadi lebih baik karena selama ini masyarakat masih menganggap pustakawan hanya tenaga teknis sebagai penjaga buku diperpustakaan. Melalui peningkatan kompetensi dan profesionalisme, pustakawan mampu berperan aktif dalam aktifitas lembaga induknya. Umtuk mewujudkan hal tersebut , diperlukan beberapa strategi yang tepat, yaitu (1) meningkatkan kinerja secara berkesinambungan (2) membangun komunikasi internal secara efektif (3) menggagas ide ide inovatif perpustakaan (4) mengikuti sertifikasi pustakawan (5) melakukan pengembangan karier professional. Kata kunci: Putakawan, professional, perpustakaan khusus
Lebih LanjutAji Sasmito
2022
ABSTRAKJayengtilam bisa mengajari sebuah sesuatu yang sangat bermanfaat untuk sebagai penggambaranmasyarakat Jawa. Kehidupan tutur dalam tradisi lisan di masyarakat masih terus berkembang sampaisaat ini. Sebuah koleksi wayang dan sebuah cerita Panji dalam museum Sonobudoyo Yogjakartadiambil dari sisi tutur lisan masyarakat Jawa. Dengan bukti yang terdapat pada relief-relief candiBorobudor dan candi Penataran. Yang mewakili Jawa Klasik periode satu dan jawa klasikperiode dua. Berberapa watak, rasa, dan juga penggambaran manusia semua ada di dalammuseum dan ditempatkan pada barisan masing-masing Tak luput Jayengtilam selalumemberikan pesan moral bagi semua makhluk hidup di dunia. Dimana adanya dukungan dari sastralisan yang menjadi penguatan antar pesan dan sebuah karya sastra. Menelaah cerita Panji yangdigambarkan oleh Jayengtilam dalam tutur sastra lisan masyarakat Jawa. Tradisi ini sangatterstruktur antara kedekatan emosional masyarakat Jawa yang telah memberikan banyakpelajarana berhaga dari ajaran itu. Pada dasarnya cerita-cerita dari Panji sendiri adalahmengisahkan tentang baik-buruk manusia dan sisi positif dan negatif manusia di dunia. PadaJayengtilam yang melalui sastra lisan budaya Jawa, melihatkan tokoh dan beserta watak daripewayangan purwa. Sebut saja mulai dari para dewa, punokawan, kurawa, dan pandawa.Mereka menjadi percontohan dengan watak dan sifat yang selama ini dimiliki oleh manusia.Tokoh dewa yang mencerminkan keadilan, tokoh punokawan yang mencerminkan untukselalu bersyukur, tokoh kurawa yang mencerminkan angkara murka dan iri, tokoh pandawayang menceruta untuk tetap bersabar dan berusaha untuk mencapai apa yang diinginkan. Kata Kunci : Periodensasi, Jayengtilam, Cerminan
Lebih Lanjut